Bagikan link, dapat dolar

Guru Terlambat Juga Mencabut Rumput di Taman Sekolah


Bel masuk berbunyi sekitar dua puluh menit yang lalu. Suasana halaman sekolah pagi itu cukup lengang. Namun, tidak di depan gerbang sekolah. beberapa belas mungkin puluhan siswa bertas menanti gerbang dibuka. Dan aku baru tiba di sekolah, bergabung bersama mereka.

"Ayo masuk!" Satpam sekolah membuka gerbang setelah mendapat perintah dari Pak Adi, guru piket.

"Kalian semua ikut saya ke taman!" perintah Pak Adi.

"Sekarang, cabut rumput-rumput itu sampai akarnya masing-masing lima puluh akar!" perintah Pak Adi lagi.

***

First Experience selama SMA ini terjadi saat di kelas XI.
Berdasar pengalaman mencabut rumput di halaman rumah, dengan cepat terkumpul lima puluh batang rumput  beserta akarnya. Segera melapor pada Pak Adi.

"Benar sudah lima puluh?"

"Benar, Pak," kuhitung sambil memasukannya dalam tong sampah yang sudah disediakan.

"Ya sudah. Kamu boleh masuk sekarang."

***


Sesampainya di kelas, tak konsentrasi belajar. Terus terngiang peristiwa pagi ini. Tak habis pikir. Tadi juga ada beberapa satu dua guru yang datang bersamaan denganku bahkan setelahku. Dan beliau-beliau ada mengajar pada jam pertama. Namun, kenapa beliau-beliau dibiarkan melenggang masuk tanpa mampir ke taman, bergabung bersama aku dan siswa lainnya yang bergerombol di depan gerbang tadi?

Seharusnya para guru yang datang terlambat juga harus dihukum. Siswa saja dihukum kenapa guru tidak? Jika siswa terlambat dihukum mencabut rumput di taman, kenapa guru tidak? Sungguh mengherankan dan membuatku penasaran serta jadi pikiran kala itu. 

Pikiran ini sebenarnya sudah muncul sejak SMP. Saat itu, kebetulan aku tiba di sekolah setelah bel masuk  berbunyi. Sudah bisa ditebak. Para siswa yang datang terlambat dibariskan di halaman sekolah.

Hmm.. Entahlah. Kala itu aku mendengar desas-desus bahwa yang menghukum guru adalah kepala sekolah. Namun, bentuk hukumannya seperti apa sampai sekarang pun aku belum pernah menyaksikan maupun mendengarnya.

Namun, sedikit demi sedikit mulai memahami motif keterlambatan guru yang sepertinya sudah menjadi rahasia umum.

Semoga bagi guru dan calon guru dapat memberi teladan bagi siswa, peserta didiknya dengan baik. 

Salam. ^^,
siswa-siswi sebelum bel masuk berbunyi 

9 comments:

Latree said...

hm... apa rupanya, motif guru datang terlambat?

Unknown said...

hmm..
oknum guru yang menjadi guru karena setengah hati.
Yg pnting udah nongol di sekolah. Entah masuk kelas berapa menit, entah masuk kelas-kasih tugas-ditinggal nyantai lagi.

intinya karena setengah hati. Just for oknum guru. ^^, *imho

Lidya Fitrian said...

harusnya konsisten ya semua mengikuti aturan yang ada tanpa terkecuali

Unknown said...

seharusnyaa begitu, (untuk hal ini)

Unknown said...

peraturan dibuat untuk dilanggar kan, bukan untuk di patuhi :)

Noorma Fitriana M. Zain said...

aku juga pengen guru yang merokok dihukum... :)

Noorma Fitriana M. Zain said...

salam kenal,, ijin pollow juga :D

Unknown said...

Yupss.. sebagian bbrapa orang jg berpikiran demikian saat melangggar peraturan. "Peraturan dibuat untuk dilanggar"

Entah, darimana asalnya..
hehee..

Unknown said...

Sipp.. Apalagi kalo di sekolahnya sudah terpampang 'KAWASAN BEBAS ROKOK'
parahnya lagi, kalo guru olahraganya juga ikut ngerokok [ya, meskipun nggk di depan murid] >>> pengalaman mergokin guru olahraga lgi ngerokok

Daftar Isi